My Music


Neil Diamond - September Morn Mp3
Musicaddict.com

Saturday, March 3, 2012

Jumpa Jack Sparrow di Hollywood

Di banyak tempat di Los Angeles, perjumpaan dengan bintang-bintang layar lebar bisa terjadi kapan saja. Kalaupun tak bertemu aktor atau aktris asli, cukuplah berfoto dengan peniru-peniru yang banyak mangkal di trotoar sepanjang 2,1 kilometer itu. Kapten Jack Sparrow terus menebar senyum di The Hollywood Walk of Fame pada pagi yang dingin pertengahan Januari lalu. Ia menyapa setiap turis lokal maupun asing yang berseliweran. Sebagian turis berhenti, menyapa, dan mengajak mereka berfoto. Setelah jepretan terakhir, si Kapten Jack Sparrow segera menagih uang satu dollar Amerika Serikat. Ada turis yang bengong karena mengira sesi foto-foto itu gratis. Ketika seorang turis menanyakan nama aslinya, pria itu pun segera menjawab bahwa dia adalah Jack Sparrow. 

Tak jauh dari situ banyak tokoh tiruan lain, seperti Hulk, Michael Jackson, hingga Superman. Umumnya, mereka adalah aktor pemula yang berusaha mencari penghasilan tambahan ketika belum mendapat peran di dunia hiburan televisi atau layar lebar. Dengan dandanan keren dan sangat mirip dengan aslinya, mereka bisa mendapat ratusan dollar per hari. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, seperti ketika penayangan perdana film layar lebar produksi Hollywood, bintang-bintang film asli benar-benar bertaburan di The Hollywood Walk of Fame. Karpet merah bagi aktor-aktris tersebut akan digelar pada penyerahan Oscar di Kodak Theatre, Hollywood Boulevard. Pada hari biasa, pengunjung bisa merasakan atmosfer Oscar dengan memasuki Kodak Theatre yang dibuka untuk umum. Daya tarik The Hollywood Walk of Fame lainnya berupa ribuan bintang bertuliskan nama artis, musisi, hingga karakter fiksi yang terpahat di trotoar. Umumnya, wisatawan tertarik berfoto di dekat nama bintang pujaan. Pahatan bintang tersebut merupakan wujud penghargaan dari Kamar Dagang Hollywood terhadap sumbangsih mereka bagi industri hiburan. Artis pertama yang namanya dipahat adalah Joanne Woodward pada 9 Februari 1960. The Hollywood Walk of Fame telah menjadi tujuan wisata paling populer di Los Angeles dengan lebih dari 10 juta pengunjung per tahun. Dari lokasi tersebut, pengunjung juga bisa mengambil gambar dengan latar belakang Bukit Hollywood yang memiliki pahatan tulisan ”Hollywood”. Distrik Hollywood yang terkenal dengan industri perfilmannya ini juga menyajikan obyek wisata lain, seperti kunjungan ke lokasi pembuatan film di Universal Studios, serta sejumlah bioskop dan teater bersejarah seperti Grauman’s Chinese Theatre dan Grauman’s Egyptian Theatre. Kota belanja Meskipun nilai uang dollar Amerika Serikat jauh lebih tinggi dibanding rupiah, belanja di Los Angeles bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tak jauh dari Hollywood terdapat Jalan Rodeo Drive dengan jajaran toko pakaian merek internasional. Jika tak berbelanja, berfoto di depan deretan toko bergaya Victoria ini sangat menarik. 
Jika ingin belanja murah, Pusat Perbelanjaan Citadel bisa menjadi pilihan. Kawasan ini menyajikan puluhan toko yang menjual pakaian, tas, dan sepatu dengan brand Amerika Serikat. Hampir semua toko menawarkan diskon besar-besaran hingga 90 persen. Karena hanya dipungut pajak toko, harga barang bisa lebih murah dua kali lipat dibanding harga barang yang sama di Tanah Air. Saking murah, banyak pelancong sampai membeli tas tambahan demi memuat barang belanjaan yang menggunung. ”Aku tak pernah suka berbelanja. Baru kali ini tiba-tiba aku kesurupan belanja karena banyak barang bagus dengan harga sangat murah,” ujar Su Yungchih, jurnalis dari Taiwan. Farmers Market juga bisa menjadi pilihan lain untuk berbelanja di kota terpadat kedua di Amerika Serikat ini. Di Farmers Market, pedagang menawarkan hasil pertanian segar. Kualitas buah dan sayur yang dijual pun nomor satu karena pertanian di Los Angeles didukung teknologi tinggi dan menjadi salah satu penopang perekonomian wilayah. Satu-satunya kesulitan ketika berwisata di Los Angeles adalah mahalnya ongkos taksi. Berkendara dengan taksi di jarak terpendek sekalipun, penumpang minimal harus mengeluarkan uang setara Rp 100.000. Penduduk Los Angeles umumnya memiliki mobil pribadi. Hampir tak ada yang menggunakan sepeda motor. Perusahaan mobil Asia, seperti Toyota, Mitsubishi, Hyundai, Mazda, dan Honda, banyak yang berkantor pusat di Los Angeles. Kampung Melayu Untuk menyiasati tingginya biaya hotel, kebanyakan pengunjung dari Indonesia memilih tinggal di rumah-rumah saudara maupun kenalan dari Indonesia. Wakil Presiden Indonesian-American Business Council, Endah D Redjeki mengatakan, lebih dari 20.000 orang Indonesia berdomisili di Los Angeles County. Mereka biasanya tinggal di permukiman di River Side atau San Bernardino. Orang Amerika Serikat sampai menjuluki daerah itu sebagai Kampung Melayu. Restoran-restoran yang cocok dengan lidah Indonesia pun bertebaran di Los Angeles. Bahkan, ada Restoran Simpang Asia dengan cita rasa khas masakan Indonesia yang buka hingga pukul 12 malam. Presiden Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (2010-2011), Indra Boediono menambahkan, ada sekitar 700 mahasiswa asal Indonesia di Los Angeles County. Pada saat tertentu seperti pada bulan Mei, para mahasiswa ini memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan membuat ajang Indonesian Culture Night. Biaya hidup di Los Angeles, menurut Indra, lumayan mahal. Namun, kualitas pendidikan di Amerika Serikat menyebabkan banyak pelajar Indonesia tertarik melanjutkan kuliah di sana. Di Los Angeles saja terdapat 12 pilihan tempat kuliah dengan jurusan beragam. Bagi mahasiswa, biaya makan per bulan umumnya sekitar 1.000 dollar AS. Biaya sewa apartemen yang biasanya dipakai patungan dengan orang lain adalah 700-1.000 dollar AS per bulan.

0 comments:

Post a Comment